Sabtu, 05 Mei 2012

manajemen


Manajemen pemasaran
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).
Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980).
Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut "Konsep Pemasaran".

Konsep pemasaran
Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan berorientasi kepada kebutuhan konsumen. Hal ini secara asasi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk, dan penjualan.
Secara definitif dapatlah dikatakan bahwa: Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Stanton, 1978).
Tiga unsur konsep pemasaran:
  1. Orientasi pada Konsumen
  2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
  3. Kepuasan Konsumen
Konsep pemasaran
Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan berorientasi kepada kebutuhan konsumen. Hal ini secara asasi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk, dan penjualan.
Secara definitif dapatlah dikatakan bahwa: Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Stanton, 1978).
Tiga unsur konsep pemasaran:
  1. Orientasi pada Konsumen
  2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
  3. Kepuasan Konsumen

Macam dan Jenis Manajer / Manajemen Berdasarkan Level atau Tingkatan - Ilmu Ekonomi Manajemen

Pada umumnya manajer memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, serta penyusunan staf namun dari sisi tingkat atau level manajemen dapat dibagi menjadi tiga / 3 macam, yakni :

1. Manajer Puncak / Top Manager
Tanggung jawab dari manajer puncak adalah keseluruhan kinerja dan keefektifan dari suatu perusahaan. Manajer tingkat puncak membuat kebijakan, keputusan dan strategi yang berlaku secara umum pada suatu perusahaan. Manajer puncak juga yang melakukan hubungan dengan perusahaan lain dan pemerintah.

2. Manajer Menegah / Middle Manager
Manajer tingkat menengah berada di antara manajer puncak dan manajer lini pertama. Manajer ini bertugas mengimplementasikan strategi, kebijakan serta keputusan yang diambil oleh manajer tingkat atas atau puncak.

3. Manajer Lini Pertama / First-Line Manager
Manajer tingkat bawah ini kebanyakan melakukan pengawasan atau supervisi para karyawan dan memastikan strategi, kebijakan dan keputusan yang telah diambil oleh manajer puncak dan menengah telah dijalankan dengan baik. Manajer lini pertama juga memiliki andil dan turut serta dalam proses pengimplementasian strategi yang telah ditetapkan.

Tambahan Hierarki Manajemen :
Dari sisi jumlah, jumlah dari atas ke bawah berbentuk kerucut atau piramida, yaitu semakin tinggi level atau tingkatan seorang manajer, maka semakin sedikit jumlah manajer pada tingkatan tersebut.

prounoun


PROUNOUN
  • I see (she/her/herself) at the Union every Friday.
  • She speaks to (we/us/ourselves) every morning.
  • Isn’t (she/her) a nice person ?.
  • (He/Him) is going to New York on vacation.
  • (She/Her) and John gave the money to the boy.
  • (Yours/Your) record is scratched and (my/mine) is too.
  • I hurt (my/mine/the) leg.
  • John bought (himself/herself/hisself) a new coat.
  • (We/Us) girs are going camping over the weekend.
  • Mr. Jones cut (hisself/himself) shaving.
  • We like (our/ours) new car very much.
  • The dog bit (she/her) on the leg.
  • John (he/himself) went to the meeting.
  • You’ll stick (you/your/yourself) with the pins if you are not careful.
  • Marry and (I/me) would rather go to the movies.
  • Everyone has to do (their/his) own research.
  • Just beetwen you and (I/me), I don’t like this food.
  • Monday is a holiday for (we/us) teacher.
  • (Her/Hers) car does not go as fast as (our/ours).

Masalah Internet di Indonesia


Posted on Mei 2, 2008 by winsolu
Kendala bidang pendidikan ini dapat diatasi dengan adanya internet yang bisa diakses oleh peserta didik di perguruan tinggi. Berbagai macam informasi seperti perpustakaan online, jurnal online, majalah, dan bahkan buku-buku teks yang dapat di-download gratis dari berbagai situs yang ada dalam dunia internet. Mahasiswa bisa mencari apapun yang berkaitan dengan materi perkuliahan disampaikan dosen di kelas, untuk memperbandingkan, memperkaya pengetahuan, dan mencari sesuatu yang memerlukan kejelasan dan pemahaman mendalam.
Permasalahan selalu timbul dalam dunia pendidikan adalah kekurangan informasi dan referensi akibat terbatasnya jumlah sarana belajar. Ketersediaan buku – buku di perpustakaan terutama pada lembaga pendidikan swasta cukup memprihatinkan dan sangat jauh dari harapan jika yang menjadi tujuan adalah melahirkan sarjana-sarjana berkualitas dari universitas.
Namun pada praktiknya, sosialisasi internet bagi dunia pendidikan tidak semudah yang dibayangkan dan diharapkan banyak pihak, menurut Rahardjo (2001), terbatasnya pemanfaatan teknologi informasi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya kurangnya penguasaan bahasa Inggris, kurangnya sumber informasi dalam bahasa Indonesia, mahalnya biaya akses internet, dan ketidaksiapan tenaga pendidik.
Faktor pertama, merupakan permasalahan utama dalam memanfaatkan segala teknologi hasil karya masyarakat Barat. Produk-produk teknologi yang sampai ke tangan masyarakat dunia umumnya menggunakan komunikasi berbahasa Inggris sehingga menyulitkan bagi para pengguna seperti mahasiswa Indonesia yang Jurnal Ilmiah umumnya masih memiliki kemampuan rendah dalam bahasa asing, sedangkan banyak informasi-informasi dan ilmu pengetahuan direkayasa dalam bahasa internasional tersebut.
Faktor kedua, keterbatasan informasi dan ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia, menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan internet dalam negeri. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk berbagi ilmu pengetahuan masih sangat rendah dibanding di luar negeri. Informasi masih dianggap suatu hal pribadi dan berharga mahal yang tidak dapat diakses oleh seluruh orang, menjadikan pengetahuan hanya berkembang untuk diri pribadi dan komunitas tertentu saja.
Faktor ketiga, adalah kendala mahalnya biaya untuk menggunakan internet di dalam negeri. Untuk mengakses internet pribadi dengan menggunakan jaringan telepon milik pemerintah seseorang harus mengeluarkan biaya hampir sepuluh ribu rupiah per jam sehingga membatasi pemanfaatan internet tersebut. Solusi ini dapat dipecahkan dengan menggunakan internet pada warung-warung internet dengan biaya yang lebih murah antara dua ribu sampai tiga ribu rupiah per jam. Namun masih saja terlalu mahal untuk seorang mahasiswa apabila harus menggunakan dalam frekuensi tinggi (selalu mengakses).
Faktor terakhir, permasalahan dari tenaga pendidik itu sendiri yang masih belum siap menggunakan teknologi internet dalam proses pengajarannya akibat kurangnya kemampuan dosen dalam bidang ini. Seorang dosen tidak akan pernah menyarankan kepada mahasiswa memperkaya wawasan dengan fasilitas internet akibat kekurangmampuannya sendiri. Dampak akhir yang terjadi mahasiswa tidak akan termotivasi untuk mengembangkan diri jika dosen tidak pernah menyarankan pemanfaatan sumber ilmu non formal tersebut.
Masalah terpenting dari sekian faktor penghambat di atas terletak pada faktor ketiga dan keempat yakni mahalnya biaya akses dan keterbatasan dosen. Jika kendala bahasa tidak menjadi masalah, lambat laun mahasiswa akan terus belajar dengan sendirinya dengan tingginya frekuensi penggunaan internet, sehingga mereka akan lebih memahami penguasaan istilah-istilah asing dari internet tersebut. Sumber motivator utama dari dosen adalah faktor terpenting dalam mensosialisasikan kegiatan penunjang pembelajaran. Misalnya untuk melengkapi informasi tentang sebuah kajian masalah di dalam kelas, mahasiswa dianjurkan untuk membuka homepage milik dosen, atau mengakses situs-situs lain yang disarankan dosen.
Dari segi mahalnya biaya kendala ini dapat diatasi dengan berperan penting lembaga pendidikan/universitas untuk mengembangkan sistem pembelajaran internet dengan membangun sebuah jaringan internet di lembaga pendidikan, menyediakan sarana penyewaan dengan biaya yang lebih murah dibanding warung internet milik penguasaha bisnis.
Kasus Permasalahan dalam Dunia Internet di Indonesia
Posted: May 5, 2012 in Tugas Internet Dasar
0
  1. I.         Hambatan-hambatan dalam TI
Jika di lihat dari keseluruhan secara umum hambatan dalam pengaksesan dalam internet adalah pengetahuan akses yang masih terbatas, penggunaan internet masih belum menjadi prioritas, jumlah sarana akses terbatas, biaya akses mahal,  kemampuan organisasi informasi rendah, kualitas sarana akses terbatas atau jangkauan akses internet yang masih terbatas.
Disamping dengan banyaknya berbagai informasi yang tersedia di dalam internet, pasti selalu ada masalah – masalah yang  di hadapi oleh masyarakat. Permasalahan terjadi dapat di karenakan dari beberapa hal. Misal, keterbatasan alat dalam mengakses internet (perangkat komputer, modem), kemampuan masyarakat akan bahasa yg di gunakan layanan internet yang menggunakan bahasa Internasional yaitu Bahasa Inggris. Ataupun masalah lokasi daerah yang tidak strategis dalam melakukan pengaksesan informasi yang artinya jangkauan jaringan internet tidak
sampai pada daerah tersebut. Bisa juga dikarenakan tidak ada penyedia layanan internet di daerah – daerah tertinggal.
Akibat dari hal itu, maka akan mengakibatkan adanya keterlambatan masyarakat Indonesia dalam menerima informasi baru secara global. Selain di akibatkan dari faktor-faktor tersebut, ada juga di karenakan kebiasaan masyarakat Indonesia yang malas untuk mencari sesuatu terbaru. Dalam arti menunggu jawaban atau berita dari orang lain daripada berusaha sendiri untuk mencari informasi-informasi. Tidak hanya itu, masalah pun sering timbul akibat keterbatasannya sumber daya manusia dalam mengeksploitasi pemahaman dalam dunia internet. Faktanya sumber-sumber atau para admin dari situs-situs di internet yang berasal dari Indonesia, ratingnya masih dberada di bawah dengan masyarakat luar negeri.
Informasi-informasi di dunia internet lebih di dominasi oleh para admin dari luar negeri. Oleh sebab itu, bahasa yang di gunakannya pun berbahasa Internasional. Walaupun saat ini dalam  mengakses informasi sudah banyak menggunakan bahasa Indonesia. Namun, tetap saja lebih banyak informasi yang menggunakan bahasa Internasional/Inggris.  Maka dari itu, keterbatasan informasi dan ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia, menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan internet dalam negeri. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk berbagi ilmu pengetahuan masih sangat rendah dibanding di luar negeri.
Permasalahan yang timbul dari dunia pendidikan khususnya di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama bahkan ada juga beberapa dari Sekolah Menengah Atas yang dari tenaga pendidik itu sendiri masih belum siap untuk menggunakan teknologi internet dalam proses pengajarannya akibat kurangnya kemampuan guru dalam bidang ini. Seorang guru yang tidak menyarankan kepada muridnya dalam memperkaya wawasan dengan fasilitas internet akibat kekurangmampuannya sendiri. Akhirnya yang terjadi pelajar tidak termotivasi untuk mengembangkan diri jika guru tidak menyarankan pemanfaatan sumber ilmu non formal tersebut.
Kurangnya sumber informasi dalam bahasa Indonesia. Kita sadari bahwa tidak semua orang Indonesia akan belajar bahasa Inggris. Untuk itu sumber informasi dalam bahasa Indonesia harus tersedia. Saat ini belum banyak sumber informasi pendidikan yang tersedia dalam bahasa Indonesia. Konsep berbagi (sharring), misalnya dengan membuat materi-materi pendidikan di Internet. Inisiatif langka seperti ini sudah ada namun masih kurang banyak. Akses Internet masih susah diperoleh. Beberapa daerah di Indonesia masih belum memiliki jalur telepon yang dapat digunakan untuk mengakses Internet.
Kendala lain yaitu, mahalnya biaya untuk menggunakan internet di dalam negeri. Untuk mengakses internet pribadi dengan menggunakan jaringan telepon milik pemerintah seseorang harus mengeluarkan biaya hampir sepuluh ribu rupiah per jam sehingga membatasi pemanfaatan internet tersebut. Solusi ini dapat dipecahkan dengan menggunakan internet pada warung-warung internet dengan biaya yang lebih murah antara dua ribu sampai tiga ribu rupiah per jam. Namun masih akan tetap terbilang mahal untuk seorang pelajar maupun mahasiswa jika harus selalu mengakses dalam frekuensi yang tinggi.
Dampak dari permasalahan-permasalahan yang telah di paparkan tadi, negara Indonesia saat ini masih menjadi negara berkembang. Pada bidang Teknologinya masih jauh di bawah rating dengan negara-negara luar.  Hal ini sangat berkaitan sekali dengan keadaan ekonomi di Indonesia. Karena selain dari faktor-faktor permasalahan di atas, keadaan ekonomi suatu negara sangat berpengaruh pada kemajuan suatu negara. Bagaimanapun juga, perekonomian merupakan bagian terpenting agar suatu negara dapat maju berkembang dan mampu bersaing dengan negara-negara lain.
Masalah-masalah ini seharusnya segera di atasi dengan pemikiran masyarakat Indonesia yang jauh lebih canggih daripada Teknologi secanggih apapun.  Dan harus dimulai dari sekarang untuk memikirkan bagaimana caranya agar tidak ada lagi keterbatasan kita sebagai masyarakat Indonesia dalam mengakses informasi lewat jaringan internet. Sebab, dalam setiap harinya negara-negara yang ada di dunia ini melakukan kompetisi untuk menjadi negara yang paling maju yang menjadi adikuasa sedunia. Penerapan Teknologi Informasi pada era globalisasi informasi saat ini menjadi sangat
penting. Apalagi di negara kita yang sedang berkembang, sangat membutuhkan berbagai
informasi beserta teknologi-nya yang dapat diterapkan untuk kemajuan bangsa dan negara kita.
Sumber :
Hasil Olahan sendiri yang di inspirasikan melalui situs :