Jumat, 28 Maret 2014

LIBURAN DI PANTAI CARITA

Liburan kuliah jalan-jalan bersama teman-teman tercinta dan pacar. Tempat tujuan yang paling dekat dengan kita yaitu Pantai Carita. Menghabiskan waktu bersama teman-teman dan pacar yang bersamaan itu merupakan kesempatan baik yang saya rasakan untuk bisa saling berbaur dan bersosialisasi.
Sesampai di Pantai Carita, kita langsung terjun bermain airnya, main banana boat, dan main pasir-pasiran bersama-sama. Di Pantai Carita ini kita tidak nginap, kita melakukan liburannya pulang pergi dengan menggunakan 2 mobil.





Kamis, 13 Maret 2014

CERPEN

HARUS KUAT SEPERTI ULAT..

Seperti biasa, pada pagi buta Andi harus bersiap menuju sekolah dengan mengendarai sepeda butut kepunyaan ayahnya. Andi terlahir dari keluarga yang kurang berada, dimana dia harus mencari uang sendiri untuk keperluan sekolahnya. Seusai sholat subuh, Andi selalu memetik kangkung di rawa belakang rumahnya. Kegiatan ini rutin dilakukan demi memenuhi keperluan sehari-hari. Dengan singkong rebus sebagai sarapan pagi ditambah air tajin bekas mananak nasi, tampaknya perut Andi cukup bergembira karena telah mendapatkan asupan gizi yang akan bermetabolisme menjadi energi dalam menyongsong aktivitas hari ini.
“Emak, Andi sudah siap nih mau pergi ke sekolah!” kata Andi kepada emaknya.
“Oh ya nak, jangan lupa 10 ikat kangkung tadi dibawa yah! Titip ke mbok Leni di pasar pagi lematang sana,” sahut emak Andi.
“Iya emak, sudah andi letakan di keranjang sepeda,” balas Andi.
Emak pun segera menuju depan rumah, Andi langsung pamitan sambil mencium tangan emaknya. Kegiatan ini selalu dilakukan Andi tiap mau pergi sekolah, dia yakin kalau mencium tangan emaknya, maka semesta alam akan memperlancar semua kegiatannya. Andi sangat mencintai emak dan akan selalu menyayangi emak sampai kapanpun dan dimanapun.
“Hati-hati yah Andi di jalan, emak selalu mendoakanmu,” pesan emak kepada Andi.
“Iya mak,” kata Andi. “Dan jangan lupa baca doa keluar rumah!”, pesan emak lagi.
Kangkung telah menari-menari di keranjang sepeda karena tiupan sunyi angin pagi. Sweater coklat lusuh kini membalut tubuh kurus Andi, dengan niat dan tekad dia berjuang mati-matian agar sampai tempat peraduan sumber ilmunya. “Bismillahi tawakaltu allohlohilahawlawalakuata illabillah,” bisik Andi mengawali perjalanannya. Andi yang baru menginjak umur 12 tahun yang kini duduk di bangku kelas 1 Madrahasah Tsanawiyah itu mempunyai keinginan yang harus segera terpenuhi. Keinginannya itu selalu ia ucapkan di sela-sela zikir dan doanya. Mungkin bagi sebagian besar orang sangat mudah untuk mewujudkan keinginannya. Tapi apa daya, Andi yang terlahir dari keluarga dibawah garis kesederhanaan itu, hanya doa dan usaha kecil-kecilan yang dilakukannya untuk mewujudkan keinginan tersebut. “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan,” Andi sangat percaya dengan kalimat Allah tersebut.
Andi mengayuh terus menuju pasar pagi Lematang. Lelah kaki tak menjadi halangan untuk terus menggapai impian, zikir-zikir Allah selalu mengiringi kayuhan sepedanya. Dia percaya, peluh keringat yang keluar dari pori-porinya, akan dibayar mahal oleh Allah sebagai reward perjuangannya selama ini. Tulisan Selamat Datang Pasar Pagi Lematang telah menghipnotis matanya, menggerakan saraf motorik menuju otak mengirimkan berita melalui influs-influs agar kaki pendeknya dengan cepat mengayuh pedal sepeda agar sampai ke peraduan. “Assalamualaikum mbok Leni. Ini ada titipan kangkung 10 ikat dari emak. Tolong dijual yah mbok! Andi mau nimbah ilmu dulu di MTs Muhammadiyah Lematang”, kata Andi sambil meletakan kangkung ke terpal jualan mbok Leni. “Ya sudah sini mbok jualanin kangkungnya,” balas mbok Leni. “Terimakasih Mbok,” sahut Andi. “Yowes, hati-hati di jalan yah, entar kalau pulang sekolah ke sini lagi untuk ambil uang hasil jualan kangkungnya,” pesan mbok Leni.
Matahari telah menampakkan silaunya, temaram sinar lampu jalan kini tak terlihat lagi, hilang terbelokan cahaya orange berkas surya berbuih. Sepatu Andi yang robek bagian depan, kini menjadi saksi bisu dalam rangka mendapatkan setetes ilmu. Kaki mungilnya kini terus mengayuh sepeda tua yang berhiaskan karat buta. Di dalam lamunan perjalanannya, Andi berharap agar dapat membeli tas baru. Uang dari penjualan kangkung, ia sisakan sedikit demi sedikit agar keinginannya itu tercapai. Tanpa rasa malu, Andi sekarang hanya memakai tas robek yang penuh jahitan tangan ibunya. Sepertinya tas itu tidak mampu lagi menahan beban buku yang dibawanya, meraung kesempitan dan meminta agar mendapat tempat yang lebih bagus dan kuat menahan mereka. Apa boleh buat, Andi hanya diam seribu kata dan berharap uang yang dia tabung dapat terkumpul cepat untuk membeli tas yang baru. Untuk mengantisipasi agar buku-buku yang berdesakan dalam tasnya, Andi meletakannya di keranjang sepeda, bekas manaruh ikatan kangkung tadi.
Hampir setengah jam berlalu, tibalah Andi di depan Madrahasah Tsanawiyah Lematang. Sepeda tua itu diparkirnya di dekat pagar. Langkah kakinya menggiring dia menuju lorong-lorong sekolah. Di sela keramaian siswa-siswi yang berkeliaran di lorong-lorong sekolah, telinga Andi mendengar sesuatu yang memanggilnya. Suara itu semakin mendekat dan kini semakin jelas. “Andi, Andi, Andi!” Suara cewek itu semakin mendekat. Kelihatannya itu adalah Tina, teman sekelasnya. “Andi, kamu menang lomba pidato kemarin, selamat yah!” kata Tina. “Ha? Apakah benar kabar itu tin? Alhamdulillah sekali,” kata Andi. Tina lanjut membalas, “Dan hadiahnya itu di, tas baru yang harganya mencapai 250 ribu. Tas mahal dengan kualitas nomor satu.” “Alhamdulillah Tin, perjuangan ku selama ini tidak sia-sia,” balasnya.
Lima jam di sekolah tampaknya berjalan cepat sekali. Tiap detik, tiap menit, bahkan tiap jam, Andi selalu bersyukur atas hadiah lomba yang dia dapat. Kegembiraan itu tampaknya terpancar mempesona dari wajah lugunya. Senyum sumringah kini membingkai wajah Andi, rasanya dia tak sabar ingin cepat pulang ke rumah, menunjukan tas baru itu kepada emaknya.
Lonceng telah berbunyi, menandakan pelajaran di kelas telah usai. Andi segera berlarian menuju parkir sepeda dekat pagar tadi. Sepeda telah siap untuk dikendarai, dan meluncurlah Andi menuju pasar Lematang. Lagi-lagi dia bersyukur karena hasil dagangan kangkungnya habis terjual. Walhasil, uang biru pun melekat erat di tangannya. Sepeda tua itu dikayuhnya semakin cepat, bahkan secepat kilat. Tak terasa, tubuh Andi yang bermandikan keringat menjadi tanda bahwa dia sangat cepat mengendarai kereta angin itu.
Tibalah dia di depan rumah dengan pemandangan yang tak biasa. Raut mukanya yang sumringah kini berubah menjadi pucat pasi. Pak Norman, pemilik rumah, datang menagih tunggakan bayar sewa rumah. Ibunya cuma pasrah sepertinya mereka akan diusir dari rumah itu. “Emak kita tidak boleh pergi dari rumah ini, lebih baik jualkan saja tas baru ini mak,” kata Andi kepada emaknya. Dengan berat hati Andi menjualkan tas mahal itu untuk membayar sewa rumah. Ikhlas, tidak ikhlas Andi harus ikhlas karena inilah jalan satu-satunya. Hasil penjualan tas, hasil tabungannya selama ini, dan hasil penjualan kangkung tadi dikorbankan untuk membayar sewa rumah. Semua habis tak bersisa, Andi pasrah dan harus memulai dari nol lagi.
Langit kini menjadi gelap, burung-burung di langit terbang pulang ke sarangnya. Tak kalah saing, kelelewar hitam pergi berkelana mencari makan menandakan maghrib telah datang. Andi masih mengenang tas baru itu dan tabungannya selama ini. Celengannya sekarang hampa tanpa uang, sehampa hatinya sekarang. Keinginannya untuk mendapat tas baru itu harus padam dulu, menunggu api rezeki yang diberikan Allah, dimana api tersebut dapat membakar semangat Andi untuk mendapat tas baru lagi. Andi percaya kalau rezekinya tidak akan pernah tertukar. Dia sadar setiap orang ada rezekinya masing-masing, rezeki itu bukan dicari, melainkan dijemput. Untuk sementara ini, dia harus kuat sebagai ulat apabila ingin menjadi kupu-kupu yang terbang bebas dengan sayap kejayaanya.
Malam kian larut, mata pena yang menggoreskan tinta kehidupan di buku diary Andi hampir mencapai limitnya. Sepertinya dia harus membeli tinta kehidupan yang baru. Tubuhnya kini lekas terbaring di dipan tua milik ayahnya. Berjuta impian dan keinginannya masih belum rampung untuk direalisasikan. Otak kanannya masih berproses menuju suatu masa dimana dia nanti mendapatkan dedikasi emas atas perjuangannya selama ini. Andi percaya, orangtuanya ridho, semesta alam bertasbih, dan buih-buih tanda berlian bermunculan. Dia percaya, sebelum menjadi kupu-kupu kesuksesan harus kuat menjadi ulat perjuangan. Senyum pengharapan terukir paksa di wajahnya ketika melihat tas lama yang penuh jahitan itu menggantung di dinding kamarnya. “Selamat malam dunia, bismika allohuma aya wabismika amuut,” bisik Andi membaca doa sebelum tidur tanda mengakhiri aktivitas hari ini.


KLASIFIKASI BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga bahasa resmi negara kita. Dalam penggunaannya, bahasa Indonesia mempunyai beberapa aturan yang harus ditaati agar kita bisa menggunakannya dengan baik dan benar. Tetapi sebelum membahas mengenai bahasa indonesia, saya ingin memberi penjelasan sedikit mengenai makna sebenarnya dari kata "bahasa" itu sendiri.


A. PENGERTIAN 


Pengertian bahasa telah banyak didefinisikan oleh para ahli menurut pandangan mereka masing-masing. Bill Adams menyebutkan bahwa bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu, Wittgenstein mengartikan bahwa bahasa adalah bentuk pemikiran yang dapat dipahami, sedangkan Saussure mendifinisikan kalau bahasa adalah objek dari semiologi. Sedangkan pengertian umum bahasa yaitu merupakan alat untuk beriteraksi atau berkomunikasi dalam menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan yang digunakan oleh seorang manusia, yang berupa bunyi yang dihasilkan oleh alat kecap manusia. 

Bahasa diciptakan sebagai alat komunikasi universal yang diharapkan dapat dimengerti oleh setiap manusia untuk melakukan suatu interaksi sosial dengan manusia lainnya. Bahasa terdiri atas kumpulan kata atau kalimat yang dari masing-masing susunan kata memiliki makna untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan seseorang. Oleh karena itu, kita harus memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata tersebut sesuai dengan aturan tata bahasa yang ada, agar makna yang terkandung di setiap kalimat dapat tersampaikan dengan baik dan jelas. 



B. FUNGSI BAHASA




·         Bahasa sebagai alat komunikasi
Bahasa sudah digunakan sejak zaman nenek moyang kita, untuk berinteraksi dengan orang lain guna menyampaikan maksud yang ada di dalam hati dan fikiran seseorang. Dengan menggunakan bahasa, manusia dapat berhubungan dengan alam sekitarnya, terutama dengan manusia lainnya. Melalui bahasa pulalah manusia dapat bekerja sama dengan manusia lainnya untuk mencapai suatu tujuan. 



·         Bahasa sebagai alat ekspresi diri
Bahasa merupakan wujud dari ekspresi diri, karena melalui bahasalah manusia dapat menyatakan secara terbuka, segala sesuatu yang tersirat di dalam pikirannya kepada orang lain dengan gayanya masing-masing. Ada banyak hal yang menyebabkan manusia mengekspresikan dirinya melalui bahasa , diantaranya untuk membebaskan diri dari tekanan emosi, untuk mengungkapkan kebahagiaan yang tengah dirasakan, untuk menarik perhatian orang lain dan lain sebagainya.



·         Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial
Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berintegrasi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Bahasa yang digunakan hendaknya harus sesuai dengan kondisi daerah/Negara setempat. Misalnya apabila kita berada di Korea, kita tidak mungkin menggunakan bahasa Sunda untuk berinteraksi dengan penduduk sekitar, karena penduduk korea tidak mungkin mengerti dengan bahasa yang kita gunakan. Oleh karena itu kita harus menyesuaikan bahasa dimana kita berada.


·         Sebagai alat control sosial 
Bahasa mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Apabila seseorang berbahasa dengan menggunakan bahasa yang kasar itu merupakan cerminan diri orang tersebut. Oleh karena itu kontrol sosial melalui bahasa sebaiknya ditanamkan pada diri seseorang sejak dini agar seseorang dapat berinteraksi dengan baik di masyarakat. 


C. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA


Indonesia adalah suatu Negara yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang terbentang luas dari sabang sampai marauke. Oleh karena itu Indonesia memiliki beragam bahasa yang berbeda dari tiap-tiap daerah. Namun bahasa resmi yang digunakan di Negara Indonesia adalah bahasa Indonesia. 

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang digunakan oleh warga Negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar warga. Awal mula bahasa Indonesia adalah dari bahasa melayu. Namun semenjak Sumpah Pemuda yang di canangkan pada tanggal 28 Oktober 1928, bahasa melayu tidak lagi digunakan dan diganti dengan Bahasa Indonesia. Berikut ini adalah peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan Bahasa Indonesia dari zaman dahulu : 



1.    Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi namaCommissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadiBalai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
2.    Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.
3.    Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.
4.    Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
5.    Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
6.    Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
7.    Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
8.    Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
9.    Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
10.  Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
11.  Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
12.  Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
13.  Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
14.  Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei DarussalamMalaysiaSingapuraBelandaJerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
15.  Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
16.  Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.




D. KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA



Kedudukan bahasa Indonesia diperoleh berdasarkan pengalaman sejarah bangsa Indonesia yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia.

Sebagaimana kita ketahui dari uraian di atas, bahwa sesuai dengan ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28Oktober 1928 yang salah satu barisnya berbunyi , “ Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia” maka bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional,dan sesuai dengan bunyi UUD 45, BabXV (Bendera, Bahasa, dan lambing Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36, Indonesia juga dinyatakan sebagai bahasa Negara. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesia mempunyai kedudukan baik sebagai bahasa Nasional dan bahasa Negara.



1. Bahasa Nasional

Kedudukannya berada diatas bahasa- bahasa daerah. Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai : 



·         Lambang kebanggaan Nasional.
Sebagai lambang kebanggaan Nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai- nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. 



·         Lambang Identitas Nasional.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia akan dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. 



·         Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
Beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama melalui bahasa Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. 



·         Alat penghubung antarbudaya dan antardaerah.
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan baik ekonomi, politik, sosial, budaya. Arus informasi mempercepat hubungan antarbudaya dan antardaerah karena dengan informasi yang akurat dapat mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang sehingga pembangunan pun akan cepat terlaksana. 


2. Bahasa Negara (Bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)



Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai : 


·         Bahasa resmi kenegaraan.
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan. 



·         Bahasa pengantar resmi dilembaga-lembaga pendidikan.
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran yang berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. 



·         Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. 



·         Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
Keragaman kebudayaan Indonesia berasal dari keanekaragaman suku,bahasa dan budaya yang ada di Negara Indonesia. Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern, agar jangkauan pemakaiannya lebih luas biasanya melalui internet, buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lain guna meningkatkan pengetahuan masyarakat Indonesia. 





Sumber :




PUISI UNTUK KEKASIHKU..

Terpaku dalam kegundahan hati
Terasa tak dapat ku lawan dengan jari-jari
Tiada lagi tempat hari yang terasa ada
Hanya lelah
Lelah yang ku rasa……………

Andaikan waktu itu tak terjadi
Mungkin hatiku takan remuk seperti ini
Langkahku terhenti dalam kelamnya malam
Mataku terhalang jurang yang dalam
Pendengaranku sayup-sayup tak menentu
Hatiku terombang ambing dalam ombak kemarahan
Ragaku tak berkuasa untuk berfungsi
Mungkin tiada lagi yang dapat terjadi saat ini
Semangatku lemah hatiku susah
Teringat malam itu yang menyakitkan
Inikah kehidupan?

Kurasa semua bukan seperti ini
Mungkin masih ada titik terang
Yang akan menyinari kegelapan hati
Memberi pujian untuk diri sendiri
Meredamkan semua yang ada saat ini
Hingga aku dapat kembali ke kehidupan yang indah ini